Flu pada Anak - Pengertian, Penyebab, Gejala, Perawatan, & Pengobatan

Flu atau influenza adalah infeksi akut yang disebabkan oleh salah satu dari tiga jenis virus influenza (A, B, atau C). Strain tipe A merupakan bentuk penyakit influenza yang paling parah. Banyak orang bingung membedakan influenza dengan ISPA.
Flu-pada-Anak
Influenza dan ISPA adalah dua hal yang berbeda. ISPA dapat disebabkan oleh berbagai virus yang menginfeksi sistem pernapasan bagian atas (hidung, mulut, dan tenggorokan). Sementara, flu disebabkan oleh virus influenza dan bisa lebih berbahaya dari ISPA–terutama untuk anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Influenza adalah infeksi akut pada saluran napas di hidung dan tenggorokan, kadang-kadang dapat menyebar ke paru-paru. Flu pada orang dewasa sering menjadi penyebab penyakit pernapasan akut. Flu dapat memengaruhi orang-orang dari segala usia. Anak-anak adalah salah satu kelompok yang paling berisiko untuk terkena flu dan komplikasi.
Selain itu, virus yang menyebabkan flu berbeda dengan yang menyebabkan gastroenteritis (sering disebut sebagai flu perut), yang memiliki gejala seperti mual, muntah, dan diare. Influenza biasanya menyebar secara lokal dari orang ke orang selama musim flu. Untuk diketahui, peningkatan tajam kasus flu biasanya dimulai pada pergantian musim hujan dan kemarau.
Pada beberapa kasus, kadang-kadang strain yang sangat berbeda muncul dan menyebar dengan cepat. Hal ini dikenal sebagai pandemi flu. Misalnya, pada tahun 2009, strain tipe baru yang disebut H1N1 muncul. Karena hanya ada sedikit kekebalan pada populasi manusia untuk strain H1N1, strain flu ini memiliki kemampuan untuk menyebar dengan mudah dari orang ke orang di seluruh dunia.

Penyebab Flu

Flu disebabkan oleh salah satu dari tiga jenis virus influenza. Jenis A dan B yang bertanggung jawab atas wabah flu tahunan, sementara jenis C merupakan penyebab penyakit sporadis.

Penularan Flu

Flu adalah penyakit  yang sangat menular. Virusnya menyebar ketika seseorang menghirup droplet yang terinfeksi di udara  atau ketika seseorang melakukan kontak langsung dengan orang yang terinfeksi (misalnya, mencium, berbagi sapu tangan dan barang-barang lainnya atau melalui penggunaan benda-benda seperti sendok dan garpu). Droplet membawa virus flu dari bersin atau batuk, dan biasanya dapat melakukan perjalanan hingga 1,5 meter.

Penularan Flu pada Anak

Anak-anak memainkan peran utama dalam penyebaran flu di komunitas mereka karena data menunjukkan bahwa flu menular di sekolah-sekolah dan pusat-pusat penitipan anak. Sebanyak 30% dari anak-anak dapat terinfeksi selama musim flu dan dari beberapa tempat penitipan anak, sebanyak 50% anak-anak bisa terkena flu.
Anak-anak dengan flu mungkin dapat menulari orang lain bahkan sebelum mereka jatuh sakit. Mereka mungkin tetap menularkan flu sampai tujuh hari atau kadang-kadang bahkan lebih lama. Beberapa anak mungkin dapat menularkan flu kepada orang lain meskipun mereka sendiri tidak merasa sakit. Untuk diketahui, masa inkubasi flu pada anak-anak biasanya berlangsung dua sampai empat hari dari paparan sampai gejala dimulai.

Gejala Flu

Gejala flu biasanya mulai berkembang setelah 2-3 hari setelah terpapar virus. Beberapa gejala yang biasa dialami adalah:
  • Gejala klasik meliputi demam tinggi hingga mencapai 40 derajat celcius, menggigil, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, batuk kering, dan malaise (tidak enak badan). Gejala ini biasanya berlangsung selama tiga sampai empat hari, tapi batuk dan kelelahan dapat berlama-lama hingga dua minggu setelah demam pergi.
  • Pada anak-anak yang lebih muda, pola flu mungkin seperti kondisi infeksi saluran pernafasan lainnya seperti croup, bronkitis, atau pneumonia.  Selain itu, anak-anak lebih sering mengalami sakit perut, muntah dan menjadi mudah tersinggung.
  • Pada bayi, flu sering kali tidak dikenali karena tidak memiliki gejala yang spesifik. Gejala yang dapat dikenali adalah nafsu makan yang buruk, kelesuan dan menurunnya metabolisme.
Sebagian besar penderita flu pulih dalam waktu kurang dari satu minggu.Meskipun begitu, sejumlah orang ada yang masih mengalami batuk atau rasa lelah hingga beberapa minggu ke depan.

Kapan Anda Harus ke Dokter?

Pertanyaan yang paling sulit bagi orang tua dan pengasuh adalah kapan memanggil dokter untuk gejala terkait flu.  Berikut ini adalah beberapa panduan tentang kapan seharusnya menghubungi dokter:
Untuk anak di bawah usia 5 tahun dan terutama anak-anak yang memiliki penyakit kronis seperti asma, konsultasikan dengan dokter untuk memutuskan apakah anak perlu diperiksa. Segera hubungi dokter jika:
  • Demam berlanjut setelah tiga hari
  • Adanya ingus hidung yang berlangsung lebih dari 10 hari
  • Ingus hidung menjadi kental dan kuning.
  • Adanya ingus yang keluar dari mata.
Berikut adalah beberapa kondisi yang menunjukkan bahwa anak harus segera pergi ke rumah sakit:
  • Anak memiliki kesulitan bernapas atau napas menjadi cepat dan tidak membaik bahkan setelah hidung dibersihkan dan disedot ingusnya.
  • Jika anak sedang berjuang untuk bernapas dan memiliki warna kulit kebiruan.
  • Anak tampaknya lebih sakit daripada episode sakit sebelumnya. Misalnya, anak justru tidak menangis dan melakukan kontak mata yang baik dengan orang-orang di sekitar.
  • Anak tidak minum cairan dengan baik atau menunjukkan tanda-tanda dehidrasi. Tanda-tanda umum dari dehidrasi termasuk tidak adanya air mata ketika menangis, penurunan jumlah urin, membran mukosa kering (bibir, lidah, mata), dan kulit seperti lambat untuk kembali ke semula ketika dicubit (turgor kulit menurun).
  • Muntah parah atau berkelanjutan.
  • Anak tidak mampu untuk makan.
  • Demam yang tidak membaik setelah diberikan paracetamol (Tylenol) atau ibuprofen (Advil) yang tepat.
  • Demam disertai ruam.
Sementara itu, anak-anak tertentu berada pada risiko yang lebih tinggi dari komplikasi serius terkait flu dan memerlukan perhatian medis lebih awal dari biasanya.
  • Anak-anak dengan usia kurang dari 6 bulan dan belum mendapatkan vaksinasi.
  • Anak-anak dengan masalah kesehatan kronis, seperti: asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), dan fibrosis kistik.
  • Kondisi neurologis seperti cerebral palsy, epilepsi, cacat intelektual, keterlambatan perkembangan, distrofi otot, atau cedera tulang belakang.
  • Penyakit jantung.
  • Diabetes atau masalah endokrin lainnya.
  • Penyakit hati atau ginjal.
  • Sistem kekebalan tubuh yang melemah, seperti infeksi HIV, kanker, atau penggunaan obat steroid.
  • Anak yang sedang menjalani terapi aspirin jangka panjang.
Jika flu terjadi selama pergantian musim hujan atau kemarau, dokter dapat menilai anak untuk memiliki flu hanya dari mengamati gejala klasik seperti demam, lesu, dan masalah saluran pernapasan bagian atas. Beberapa tindakan yang dilakukan diantaranya:
  • Dokter dapat mengambil sampel lendir dari hidung atau tenggorokan untuk dianalisis di laboratorium. Saat ini, beberapa alat diagnostik cepat sudah tersedia dan memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi.
  • Kadang-kadang dokter memerintahkan pasien untuk melakukan pemeriksaan sinar-X dada untuk memastikan apakah anak memiliki pneumonia

Perawatan Mandiri untuk Flu Pada Anak

Gejala flu bisa berlangsung lebih dari seminggu. Orang tua dapat meringankan dan menenangkan sakit pada anak dengan perawatan dasar, seperti:
  • Beristirahat di tempat tidur.
  • Memungkinkan anak untuk minum banyak cairan dari minuman kegemarannya.
  • Mengobati demam dengan paracetamol (Panadol) atau ibuprofen (Advil Anak, Motrin Anak) sesuai dengan petunjuk atau berkonsultasi dengan dokter anak. Jangan berikan aspirin karena menimbulkan risiko sindrom Reye pada anak.
  • Gunakan humidifier di kamar anak untuk membuat udara lebih kering sehingga memudahkan anak untuk bernapas. Sementara itu, anak-anak tertentu membutuhkan perhatian lebih jika menunjukkan gejala-gejala berikut ini:
    • Pilek: bayi yang lebih muda biasanya bernapas melalui hidung dan tidak bisa bernapas melalui mulut. Bahkan anak-anak yang lebih tua memiliki kesulitan bernapas melalui mulut dan mengisap sesuatu pada waktu yang sama. Oleh karena itu, sangat penting bahwa hidung anak harus bersih sebelum makan dan sebelum tidur.
    • Penyedotan adalah metode untuk membersihkan hidung. Untuk bayi yang lebih muda, menggunakan karet hisap untuk menghilangkan ingus. Anak-anak dapat meniup hidung mereka, tetapi meniup hidung dengan kuat dapat mendorong ingus ke dalam tabung telinga atau sinus. Gunakan tisu lembut ketika meniup hidung.
    • Hidung kering atau tersumbat: Penting untuk diingat bahwa hidung pengap diblokir oleh lendir yang kering. Meniup saja tidak bisa mengeluarkan ingus yang kering. Gunakan tetes hidung untuk melonggarkan ingus yang mengeras. Tetes hidung ini bisa Anda dapatkan di apotek. Satu menit setelah menggunakan obat tetes hidung, gunakan karet hisap yang lembut untuk mengisap ingus yang encer.
Pada umumnya, flu pada anak tidak perlu ditangani oleh dokter. Anda bisa mengobati kondisi ini sendiri di rumah. Langkah-langkah pengobatan sederhana yang dapat Anda lakukan di antaranya adalah dengan cukup istirahat, mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran, serta menjaga suhu tubuh tetap normal.
Berikan makanan yang kaya akan protein, seperti daging, telur, susu, dan kacang-kacangan, untuk membantu anak memulihkan kembali kekuatannya. Selain itu, anak-anak juga sebaiknya memperbanyak buah-buahan dengan vitamin C.

Pengobatan Flu pada Anak

Sebagian besar anak dengan flu akan memiliki penyakit yang relatif ringan dan tidak perlu obat antivirus. Namun, bagi mereka dengan penyakit yang lebih parah atau yang memiliki penyakit kronis serta usia kurang dari 2 tahun, memiliki risiko yang lebih besar terkena komplikasi. Oleh karenanya, seorang anak membutuhkan obat antivirus.
Beberapa obat antivirus influenza saat ini berlisensi di Amerika Serikat dan dapat diresepkan oleh dokter. Jika diberikan dalam 48 jam pertama, agen antivirus ini akan mengurangi keparahan dan durasi dari gejala, tapi kemampuan mereka untuk mencegah komplikasi dari influenza A belum dapat diketahui. Kelemahan utama dari jenis obat ini adalah bahwa virus yang resistan dapat membuat mereka tidak efektif.
Obat-obatan tersebut adalah:
  • Inhibitor neuraminidase (NAIs). Obat yang disetujui FDA untuk influenza ini tidak menimbulkan komplikasi ketika gejala telah hadir selama kurang dari 48 jam. Keuntungan utama dari NAIs adalah efektif untuk melawan influenza A dan B dan beberapa strain yang beredar saat ini. Zanamivir (Relenza) disetujui untuk pengobatan pada anak yang lebih tua dari usia 7 tahun, tetapi tidak disetujui untuk menjadi obat pencegahan. Obat ini tersedia dalam bentuk bubuk topikal yang dapat dihirup melalui perangkat inhalasi napas (nebulisasi). Oseltamivir (Tamiflu) dilisensikan untuk anak-anak dari usia 1 tahun dan telah direkomendasikan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) untuk anak di bawah usia 1 tahun. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet atau suspensi dan biasanya dikonsumsi selama lima hari. Peramivir (Rapivab) telah disetujui untuk pasien berusia di atas 17 tahun.
  • Inhibitor M2 termasuk obat amantadine (Symmetrel dan Symadine) dan rimantadine (Flumadine). Keduanya telah digunakan dalam pencegahan dan pengobatan influenza tipe A. Namun, perubahan strain tahunan dalam peredaran influenza telah membuat obat ini kurang efektif. Agen-agen antivirus tidak efektif terhadap influenza B dan tidak disetujui untuk digunakan pada anak-anak muda dari usia 1 tahun. Rimantadine belum disetujui untuk pengobatan anak-anak yang lebih muda dari 13 tahun. Amantadine dan rimantadine belum direkomendasikan oleh CDC sejak musim influenza 2009-2010. Pengujian laboratorium oleh CDC pada strain influenza (H1N1) predominan yang kini beredar di Amerika Serikat menunjukkan bahwa strain ini resisten terhadap amantadine dan rimantadine dan karena itu jangan digunakan.
  • Agen antivirus spektrum luas ribavirin (Rebetol, Virazole Aerosol), diberikan dalam bentuk aerosol seperti nebulisasi. Pada saat ini, penggunaannya kontroversial dan tidak direkomendasikan atau disetujui FDA untuk pengobatan atau pencegahan influenza pada anak-anak.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel