Diskezia – Tanda, Gejala, Penanganan, Pengobatan dan Pencegahan

Diskezia adalah kesulitan buang air besar (BAB) yang diiringi rasa sakit. Biasanya diskezia disebabkan oleh peradangan di mukosa usus besar atau rektum. Diskezia adalah tanda klinis dan bukan penyakit, sebagai konsekuensi dari penyakit lain yang mendasari, misalnya, radang usus besar, konstipasi atau sembelit, infeksi parasit di saluran cerna, iritasi lokal saluran cerna (misalnya karena invasif E.coli). Penyebab lainya yang penting adalah sembelit,  adalah kesulitan atau nyeri dalam mengeluarkan feses karena kurangnya atau tidak adanya gerakan peristaltik usus. Selain itu, bisa juga terdapat massa atau benjolan di saluran cerna, yang merupakan tumor atau keganasan di usus.
Diskezia
Pada bayi baru lahir sering mengalami sembelit dan sedang belajar untuk mengejan, ini menyebabkan bayi menangis kencang. Kondisi ini juga disebut diskezia. Tinja juga tidak selalu keras dan tidak berdarah. Namun bayi menangis karena sedang belajar untuk BAB. Diskezia pada bayi biasanya mereda sendiri dalam 1-2 minggu tanpa pemberian obat apapun

Pemeriksaan Diskezia

Dokter akan mencari riwayat yang berkaitan dengan infeksi saluran kemih dan saluran pencernaan. Riwayat yang cermat dan pemeriksaan fisik yang lengkap diperlukan untuk menentukan organ mana yang terkena dan menilai potensi keparahan disfungsi. Gangguan saluran kemih bagian bawah (terutama sistitis atau uretritis) sering menyebabkan hematuria dan pollakiuria, yang mudah terlihat pada sebagian besar pasien.
Kebiasaan kencing normal paling sugestif dari diskezia yang disebabkan oleh kelainan kolorektal. Diskezia sebelum BAB biasanya menunjukkan adanya lesi obstruktif, sedangkan gangguan peradangan sering dikaitkan dengan diskezia persisten setelah ditangani. Riwayat tanda-tanda usus besar mungkin terlihat pada pasien dengan penyakit kolon saja dan pada pasien yang memiliki penyakit kolorektal yang lebih luas.
Tanda penyakit sistemik, seperti anoreksia, penurunan berat badan, muntah atau diare, dapat dilaporkan terutama pada pasien yang memiliki penyakit sistemik bersamaan atau gangguan yang melibatkan segmen saluran gastrointestinal lainnya.

Gejala Diskezia

Pasien umumnya waspada, aktif, memiliki selera makan yang normal saat diperiksa. Masalah berikut penting pada pasien pengidap diskezia dan sebaiknya dilaporkan kepada dokter ketika melakukan pemeriksaan:
  • Apakah mengalami diare? Jika iya, sudah berapa lama diare berlangsung?
  • Apakah pasien tampak lemah? Apakah mengalami penurunan nafsu makan?
  • Apakah ada demam?
  • Apakah ada riwayat makan sembarangan?
  • Jenis makanan apa yang dimakan? Perhatikan perubahan asupan makanan terakhir dan pemberian obat-obatan (misal: antibiotik, pengubah motilitas, dan obat pencahar) yang mungkin mengubah fungsi kolon.
  • Apakah riwayat perjalanan yang menunjukkan peningkatan risiko penyakit dengan kejadian regional, seperti penyakit parasit atau infeksi bakteri tertentu?

Penanganan Diskezia

Penanganan diskezia harus melihat penyakit yang mendasarinya. Untuk penanganan awal, cobalah untuk mengonsumsi makanan tinggi serat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Dokter juga akan meresepkan obat-obatan yang akan meningkatkan gerakan peristaltik usus atau obat-obatan untuk melunakkan tinja seperti laktulosa.
Jika ada kondisi fisik disertai seperti demam, penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, mual, dan muntah, segeralah periksa ke dokter. Mungkin Anda memerlukan penanganan antibiotik khusus karena ada infeksi pada saluran pencernaan dan membutuhkan pemantauan khusus oleh tim medis.
Apabila penyebabnya adalah suatu benjolan atau tumor, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti endoskopi dan biopsi untuk mengetahui jenis benjolan adalah jinak atau ganas. Penanganan akan menyesuaikan jenis benjolan dan derajat keparahan benjolan tersebut.

Pengobatan dan Pencegahan

Berikut adalah pengobatan dan pencegahan yang dapat dilakukan berdasarkan penyakit yang mengakibatkan diskezia.

Penyakit Radang Usus (IBD)

Pengobatan irritable bowel syndrome (IBD) ditujukan untuk menghentikan peradangan yang menyebabkan gejala Anda. Obat berikut mungkin diresepkan:
  • Obat anti-inflamasi yang mengurangi peradangan Anda biasanya merupakan langkah pertama dalam perawatan
  • Obat yang menurunkan sistem kekebalan tubuh Anda mungkin juga digunakan saat merawat IBD
  • Antibiotik mungkin diresepkan untuk membantu membunuh bakteri di usus Anda yang bisa menyebabkan IBD dan diskezia Anda.
Jika diare menyebabkan diskezia, dokter Anda mungkin akan mengobatinya dengan antibiotik, yang efektif dalam melawan bakteri dan parasit. Jika virus penyebab diare Anda, antibiotik tidak akan efektif. Dokter Anda mungkin akan mengeluarkan obat tertentu jika menyebabkan diare.
Jika sembelit menyebabkan diskezia, obat pencahar dan obat-obatan yang membantu menambahkan air ke tinja Anda seperti laktulosa. Ini mungkin pilihan untuk Anda. Pada kasus yang lebih parah, dokter Anda mungkin memecah feses yang dipadatkan secara manual. Dokter Anda akan melakukan ini dengan memecah tinja dengan menggunakan jari mereka.
Apabila penyebabnya adalah suatu benjolan atau tumor, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti endoskopi dan biopsi untuk mengetahui jenis benjolan adalah jinak atau ganas. Penanganan akan menyesuaikan jenis benjolan dan derajat keparahan benjolan tersebut.

Prognosis

Diskezia dapat diatasi apabila penyebabnya sudah tertangani. Kekambuhan atau keparahan diskezia menyesuaikan penyakit yang mendasarinya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel