Fobia – Pengertian, Penyebab, Gejala, & Pengobatan

Fobia adalah jenis kecemasan yang membuat seseorang menghindari sesuatu yang mereka takuti, bisa berupa situasi, objek tertentu, atau mahluk tertentu. Pada kondisi fobia yang parah, penderita akan langsung menghindar dari hal-hal yang membuatnya ketakutan.
fobia-adalah

Apa Itu Fobia?

Sebelum membahas mengenai penyakit fobia, perlu Anda ketahui bahwa pengertian fobia pada dasarnya adalah suatu penyakit yang termasuk dalam gangguan kecemasan. Seseorang yang memiliki fobia adalah seseorang yang sebenarnya memahami bahwa ia memiliki rasa takut yang berlebihan dan sering kali tidak beralasan.
Upaya untuk melawan rasa takut tersebut hanya akan membawa lebih banyak kecemasan. Fobia adalah penyakit yang sering dimulai pada masa anak-anak. Ketakutan yang dialaminya terkadang tidak rasional dan melumpuhkan kemampuan seseorang. Ketakutan ini juga menghasilkan keinginan yang kuat untuk menghindari objek atau situasi yang ditakuti.
Fobia spesifik atau sederhana adalah yang paling sering terjadi. Pengertian fobia di sini melibatkan hal-hal sepele seperti sekolah, dokter gigi, anjing, ular, ketinggian, terowongan atau terbang. Ketakutan biasanya bukan dari objek itu sendiri tetapi dari beberapa kejadian traumatik yang pernah dialaminya.
Sementara itu, fobia kompleks termasuk fobia sosial dan agoraphobia, bukan hanya takut ruang terbuka, tetapi menjadi cemas tentang kesulitan melarikan diri dari tempat atau situasi tertentu.
Pada fobia sosial, pusat ketakutan seseorang adalah dihina di depan umum. Orang dengan jenis fobia ini bahkan bisa menolak makan di rumah makan umum. Mereka menghindari berbicara di depan umum, pesta, dan toilet umum. Situasi dan tempat-tempat tersebut membuat mereka takut, muka memerah, jantung berdebar, berkeringat, gemetar, gagap atau pingsan.

Penyebab Fobia

Pada dasarnya, penyebab fobia belum dapat dijelaskan dengan pasti. Fobia adalah penyakit yang sering kali tidak bisa dijelaskan secara rasional dan tidak sesuai dengan realita. Misalnya, seseorang yang fobia terhadap lingkungan sosial, hal itu akan membuatnya tidak berani ada ditempat yang ramai.
Padahal, tidak semua situasi yang ramai adalah berbahaya dan tidak semua orang memberikan penilaian negatif pada dirinya. Namun, seorang penderita fobia sosial akan beranggapan bahwa berada di keramaian adalah sesuatu yang berbahaya dan menimbulkan perasaan tidak nyaman.
Terlepas dari jenis fobia di atas, terdapat beberapa faktor yang diduga kuat dapat memicu penyakit fobia, di antaranya:

1. Fobia spesifik

Penyakit fobia ini biasanya berkembang sebelum usia 4 hingga 8 tahun. Dalam beberapa kasus, fobia ini mungkin berasal dari pengalaman awal yang traumatis. Salah satu contohnya adalah klaustrofobia yang berkembang seiring waktu setelah seorang anak yang lebih muda memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan di ruang terbatas.
Fobia yang dimulai selama masa anak-anak juga dapat disebabkan dari salah anggota keluarga yang mengalami fobia. Seorang anak yang ibunya memiliki arachnofobia (ketakutan pada laba-laba), misalnya, jauh lebih mungkin mengembangkan fobia yang sama.
Seorang anak secara tidak langsung dapat ‘mempelajari’ apa yang terjadi dari setiap anggota keluarganya yang menghindar, berteriak atau menjauh, karena laba-laba menjadi sesuatu yang membahayakan dirinya.

2. Fobia yang kompleks

Lebih banyak penelitian diperlukan untuk memastikan dengan pasti mengapa seseorang mengembangkan agoraphobia atau kecemasan sosial. Para peneliti saat ini percaya fobia yang kompleks disebabkan oleh kombinasi pengalaman hidup, kimia otak, dan genetika.
Selain ketakutan akan objek tertentu, seseorang yang mengalami fobia kompleks aktivitas hariannya juga bisa terganggu. Contoh fobia kompleks adalah fobia sosial dan agorafobia. Seseorang dengan agorafobia memiliki kombinasi beberapa jenis fobia yang saling berkaitan seperti tinggal sendirian di rumah atau berada di tempat sempit dan tertutup.
Pada akhirnya, kedua fobia ini memiliki efek yang bisa merugikan kesehatan mental dan kehidupan sehari-hari Anda.

3. Perubahan fungsi otak

Beberapa fobia spesifik ternyata dapat disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada fungsi otak.

Kerja Otak Selama Fobia

Beberapa area di otak menyimpan dan mengingat hal-hal yang pernah membahayakan Anda. Saat seseorang menghadapi peristiwa serupa di kemudian hari, area otak tersebut mengambil memori yang penuh stres, kadang-kadang lebih dari satu kali. Ini menyebabkan tubuh mengalami reaksi yang sama.
Dalam fobia, area otak yang menangani rasa takut dan stres terus mengambil peristiwa yang menakutkan secara tidak tepat. Para peneliti telah menemukan bahwa fobia sering dikaitkan dengan amygdala, yang terletak di belakang kelenjar pituitari di otak. Amygdala dapat memicu pelepasan hormon ‘fight or flight’. Kondisi ini menempatkan tubuh dan pikiran dalam keadaan yang sangat waspada dan stres.
Ada tiga jenis utama dari fobia, di antaranya:
  • Jika Anda memiliki ketakutan persisten, irasional, terhadap objek atau situasi tertentu, seperti ular, laba-laba, ketinggian, darah, terbang atau lift, Anda memiliki fobia spesifik
  • Jika Anda memiliki ketakutan persisten, irasional situasi di mana Anda takut diteliti atau dikritik atau malu dengan orang lain, Anda memiliki fobia sosial atau gangguan kecemasan sosial
  • Jika Anda takut meninggalkan rumah, takut sendirian, atau takut berada di situasi yang jauh dari rumah atau dalam situasi di mana Anda merasa terjebak atau tak berdaya, Anda memiliki agoraphobia.

Jenis Fobia Spesifik 

Ada berbagai jenis fobia spesifik atau sederhana, berdasarkan objek atau situasi yang ditakuti, termasuk:
  • Fobia hewan: Contohnya termasuk takut anjing, ular, serangga, atau tikus. Fobia hewan adalah fobia spesifik yang paling umum
  • Fobia situasional: Ini melibatkan takut situasi tertentu, seperti terbang, naik mobil atau angkutan umum, mengemudi, takut berada di jembatan atau di terowongan, atau berada di ruang tertutup yang sempit, seperti lift
  • Fobia lingkungan alam: Contohnya termasuk takut badai, ketinggian atau kedalaman air
  • Fobia darah atau suntikan: Ini melibatkan takut terluka, takut melihat darah atau takut mengalami prosedur medis invasif, seperti tes darah atau suntikan
  • Fobia lainnya: Ini termasuk takut jatuh, takut suara keras, dan takut karakter berkostum, seperti badut.
Bahkan seseorang pengidap fobia bisa memiliki lebih dari satu fobia spesifik.

Gejala Fobia

  • Gejala fisik dari kecemasan atau serangan panik, seperti jantung berdebar, mual atau diare, berkeringat, gemetar, mati rasa atau kesemutan, masalah dengan pernapasan seperti sesak napas, merasa pusing, merasa seperti tersedak
  • Kecemasan antisipatif, yang menjadi gugup berada di situasi tertentu atau ketika melakukan kontak dengan objek fobia Anda. Misalnya, seseorang yang takut dengan anjing dapat menjadi cemas ketika berjalan-jalan karena ia menemukan anjing di sepanjang jalan.
Anak-anak dengan fobia spesifik dapat mengekspresikan kecemasan mereka dengan menangis, menempel atau berlindung pada orangtua, atau membuat ulah.
Jika gejala fobia spesifik yang hadir, dokter akan mulai mengevaluasi dengan melihat riwayat kesehatan seseorang dan melakukan pemeriksaan fisik.

Diagnosis Fobia

Meskipun tidak ada tes laboratorium untuk secara khusus mendiagnosis fobia spesifik, dokter dapat menggunakan berbagai tes untuk memastikan bahwa penyakit fisik bukanlah penyebab dari gejala.
Jika tidak ada penyakit fisik ditemukan, Anda mungkin akan dirujuk ke psikiater atau psikolog, profesional kesehatan yang terlatih khusus untuk mendiagnosa dan mengobati penyakit mental. Psikiater dan psikolog menggunakan alat wawancara dan penilaian yang dirancang khusus untuk mengevaluasi seseorang untuk fobia spesifik.
Dokter mendasarkan diagnosis fobia spesifik pada gejala yang dilaporkan, termasuk masalah fungsi yang disebabkan oleh gejala. Fobia spesifik didiagnosis jika ketakutan dan kecemasan seseorang sangat membuat tertekan atau jika fobia tersebut mengganggu rutinitas sehari-harinya, termasuk sekolah, pekerjaan, kegiatan sosial dan hubungan sosial.

Mengobati Fobia

Jika Anda memiliki fobia yang mengganggu kehidupan sosial atau bekerja normal, saatnya untuk mendapatkan perawatan. Terapi yang tepat bisa mengurangi kecemasan dan mungkin mengurangi atau bahkan menghilangkan fobia.
Pengobatan untuk fobia spesifik mungkin termasuk salah satu atau kombinasi dari:
  • Terapi bicara, konseling, psychotherapy atau CBT (terapi perilaku kognitif). Pengobatan untuk fobia spesifik melibatkan jenis CBT, baik desensitisasi atau paparan, di mana pasien secara bertahap dipaparkan secara sengaja dengan apa yang mereka takutkan sampai ketakutan mereka mulai memudar.
  • Obat. Obat biasanya tidak dianjurkan untuk mengobati fobia, tetapi antidepresan, obat penenang atau beta-blocker dapat digunakan untuk membantu mengelola gejala fobia, termasuk kecemasan.
  • Teknik relaksasi. Seperti bernapas dalam, dan menghadiri kelompok-kelompok swadaya juga dapat membantu orang pengidap fobia.

Penanganan Fobia

Bagi kebanyakan orang, fobia spesifik dapat berhasil diobati dengan terapi dan, dalam beberapa kasus, obat-obatan.
Meskipun banyak fobia spesifik yang tidak dapat dicegah, intervensi dini dan pengobatan setelah pengalaman traumatis, seperti serangan hewan, dapat mencegah orang dari mengembangkan kecemasan yang parah.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel