Aritmia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan
Friday, September 27, 2019
Edit
Aritmia adalah masalah pada laju atau irama detak jantung yang berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau dengan ritme yang tidak teratur. Penderita aritmia mungkin akan merasakan detak jantung yang terlalu cepat, yang disebut takikardia. Sementara detak jantung yang terlalu lambat disebut bradikardia.
Kondisi Penderita Aritmia
Penderita gangguan kesehatan ini mungkin tidak merasakan apa-apa, karena gangguan irama jantung ini bisa saja terjadi tanpa gejala (asimtomatik).
Pada banyak kasus, gangguan irama jantung dan ritme jantung ini bisa saja tidak berbahaya. Namun beberapa bisa menjadi serius atau bahkan mengancam nyawa. Selama gangguan irama jantung ini terjadi, jantung mungkin tidak dapat memompa darah ke tubuh dengan cukup. Kekurangan aliran darah bisa merusak otak, jantung, dan organ lainnya.
Kondisi gangguan kesehatan yang menyebabkan ritme detakan jantung ini tidak teratur bisa jatuh ke dalam kondisi darurat. Gangguan kesehatan ini bisa jadi juga tidak berbahaya dan hanya terjadi pada saat itu saja.
Jika Anda merasa sesuatu yang tidak biasa terjadi dengan detak jantung Anda, sesegera mungkin menghubungi dokter atau dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan petugas kesehatan, sehingga Anda dapat mengetahui mengapa hal itu terjadi.
Penyebab Aritmia
Apa saja penyebab aritmia? Anda bisa mengalami gangguan irama dan ritme jantung ini, bahkan jika jantung Anda sehat. Namun, penyebab aritmia dapat dirangkum sebagai berikut:
- Penyakit jantung
- Ketidakseimbangan elektrolit (seperti natrium atau kalium) dalam darah Anda
- Perubahan otot jantung
- Cedera dari serangan jantung
- Penyembuhan setelah operasi jantung
Jenis Gangguan Aritmia
Ada banyak jenis gangguan irama jantung yang utama dan paling umum adalah kontraksi atrial prematur, aritmia supraventrikular, aritmia ventrikel, dan bradyarrhythmias.
Namun, jika dipaparkan lebih lengkap, jenis gangguan irama dan ritme jantung ini dapat dirincikan sebagai berikut.
1. Kontraksi atrial prematur
Ini merupakan denyut ekstra awal yang dimulai di ruang atas jantung, yang disebut atrium. Biasanya kontraksi ini tidak berbahaya dan biasanya tidak membutuhkan pengobatan.
2. Supraventrikular
Detak jantung yang cepat biasanya dengan irama yang teratur, mulai dari atas ruang bawah jantung, atau ventrikel. Supraventrikular tiba-tiba terjadi dan tiba-tiba berakhir.
3. Takikardia ventrikel (V-tach)
Irama jantung yang cepat dimulai dari ruang jantung yang lebih rendah. Karena jantung berdetak terlalu cepat, maka jantung tidak terisi darah dengan volume adekuat. Ini bisa menjadi gangguan jantung yang serius, terutama pada orang dengan penyakit jantung, dan itu mungkin terkait dengan gejala lainnya.
4. Bradiaritmia
Bradiaritmia adalah irama detak jantung lambat, yang mungkin karena ada gangguan pada sistem listrik pada jantung.
5. Kontraksi ventrikel prematur(PVC)
Ini adalah salah satu jenis gangguan irama jantung yang paling sering terjadi. Biasanya kontraksi ini akan “melewatkan detak jantung” yang kita semua kadang-kadang merasakannya. Hal ini dapat berhubungan dengan stres, terlalu banyak kafein atau nikotin. Tapi kadang-kadang, PVC dapat disebabkan oleh penyakit jantung atau ketidakseimbangan elektrolit. Jika Anda sering merasakan PVC, atau gejala terkait dengan hal ini, segera hubungi dokter jantung Anda.
6. Fibrilasi atrium
Irama detak jantung sangat cepat dan tidak teratur, ini seringkali menyebabkan bilik atas jantung berkontraksi abnormal.
7. Atrial flutter
Atrial flutter biasanya lebih terorganisir dan teratur dibandingkan fibrilasi atrium. Hal ini terjadi paling sering pada penyakit jantung dan pada minggu pertama setelah operasi jantung. Ini sering berubah menjadi fibrilasi atrium.
8. Jalur tambahan takikardia
Anda bisa merasakan detak jantung yang cepat karena ada jalur tambahan antara ruang atas dan bawah jantung. Ini seperti perumpamaan jika ada jalan tambahan baru pada perjalanan pulang di luar rute yang biasa, mobil akan memliih jalur tersebut sehingga bergerak lebih cepat. Ketika itu terjadi di dalam jantung, itu dapat menyebabkan irama jantung yang cepat, yang disebut takikardia, bahkan sangat cepat.
10. Atrioventricular nodal reentrant tachycardia
Ini adalah jenis lain dari detak jantung yang cepat (takikardia). Ini disebabkan oleh adanya jalur tambahan melalui bagian dari jantung yang disebut AV nodal. Hal ini dapat menyebabkan jantung berdebar, pasien pingsan seketika atau gagal jantung. Dalam beberapa kasus, Anda dapat menghentikannya hanya dengan bernapas teratur dan berisitrahat.
11. Fibrilasi ventrikel
Hal ini terjadi ketika ruang jantung yang lebih rendah bergetar dan tidak dapat berkontraksi atau memompa darah ke tubuh. Ini adalah keadaan darurat medis yang harus diobati dengan CPR (resusitasi jantung) dan defibrilasi sesegera mungkin.
12. Sindrom QT panjang
Hal ini dapat menyebabkan aritmia jantung berpotensi berbahaya dan kematian mendadak. Dokter bisa mengobat aritmia dengan obat atau perangkat yang disebut defibrillator.
13. Disfungsi sinus node
Irama jantung lambat ini disebabkan masalah dengan simpul sinus jantung. Beberapa orang dengan jenis aritmia perlu alat pacu jantung.
14. Blok jantung
Ada penundaan atau blok total pada impuls listrik jantung karena perjalanan dari sinus node jantung untuk ruang jantung yang lebih rendah. Jantung berdenyut tidak teratur sering lebih lambat. Dalam kasus-kasus serius, maka pasien membutuhkan alat pacu jantung.
Gejala Aritmia
Aritmia jantung bisa tanpa gejala (asimtomatik). Seorang dokter dapat menemukan adanya detak jantung yang tidak teratur selama pemeriksaan fisik dengan memeriksa jantung melalui stetoskop atau melalui alat elektrokardiogram (EKG). Gejala aritmia yang timbul meliputi:
- Palpitasi (perasaan jantung berdetak kencang)
- Rasa berdebar di dada
- Pusing
- Pingsan tiba-tiba (sinkop)
- Sesak napas
- Nyeri dada atau sesak
- Kelelahan
Diagnosis Aritmia
Untuk mendiagnosis irama jantung yang tidak teratur atau menemukan penyebab aritmia, dokter menggunakan tes yang meliputi:
1. Elektrokardiogram (EKG atau ECG)
Tes ini mencatat aktivitas listrik jantung. Anda akan memakai patch elektroda kecil di dada, lengan, dan kaki. Tes ini tidak menyakitkan dan cepat diaplikasikan, yang dapat dilakukan di tempat praktik dokter.
2. Monitor Holter
Ini adalah EKG portabel yang akan Anda gunakan selama 1 sampai 2 hari. Anda akan menggunakan elektroda yang ditempelkan di kulit. Hal ini menyakitkan dan Anda dapat melakukan segala sesuatu meski mengenakan elektroda.
3. Tes stres
Ada berbagai jenis tes stres. Tujuannya adalah untuk memeriksa berapa banyak stres jantung yang dapat terjadi sebelum memiliki masalah pada irama jantung atau ketika tidak mendapatkan aliran darah ke jantung.
Jenis dari tes stres yang paling sering adalah Anda akan berjalan di atas treadmill atau mengayuh sepeda stasioner untuk meningkatkan kinerja jantung kemudian Anda diperiksa EKG.
4. Echocardiogram
Tes aritmia jantung ini menggunakan ultrasound untuk mengevaluasi otot jantung dan katup jantung.
5. Kateterisasi jantung
Dokter Anda akan memasukkan kateter atau tabung panjang yang tipis ke dalam pembuluh darah di lengan atau kaki. Ini akan memandunya ke jantung Anda dengan bantuan dari mesin X-ray khusus. Kemudian akan menyuntikkan pewarna melalui kateter untuk membantu membuat video X-ray dari katup jantung Anda, arteri koroner, dan ruang-ruang jantung.
6. Studi elektrofisiologi
Tes aritmia jantung ini mencatat aktivitas listrik dan jalur kelistrikan jantung. Ini dapat membantu mencari tahu apa yang menyebabkan masalah irama jantung dan menemukan pengobatan terbaik. Selama tes, dokter akan mencatat irama jantung yang abnormal kemudian mungkin memberikan obat yang berbeda untuk mencatat obat terbaik, atau untuk melihat prosedur atau perangkat terbaik yang dibutuhkan pasien.
7. Test head tilt up
Dokter menggunakan tes ini untuk mencari tahu apa yang menyebabkan pasien pingsan. Mengukur perbedaan dalam denyut jantung dan tekanan darah ketika pasien berdiri dan berbaring. Pasien akan berbaring di tempat tidur dengan posisi miring pada sudut yang berbeda saat diperiksa EKG dan tekanan darah, serta tingkat oksigen.
Pengobatan aritmia tergantung pada jenis dan keseriusan aritmia. Beberapa orang dengan aritmia jantung tidak memerlukan pengobatan. Orang lain mungkin perlu pengobatan, merubah gaya hidup, dan pembedahan.
Pengobatan Aritmia dengan Beberapa Jenis Obat
Beberapa jenis obat dapat membantu mengendalikan atau mengatasi aritmia. Jenis yang tepat untuk Anda tergantung pada jenis aritmia yang dialami. Berikut ini yang perlu Anda ketahui tentang pengobatan aritmia.
Obat-obatan untuk mengatasi aritmia adalah:
1. Obat antiaritmia
Obat antiaritmia dapat diresepkan untuk orang dengan takikardia (denyut jantung cepat) atau denyut jantung prematur atau ekstra. Obat-obatan ini berfungsi untuk memperbaiki ritme jantung. Obat ini dapat mengembalikan irama jantung normal dengan mengubah arus listrik yang membuat jantung berdetak.
Obat antiaritmia tersedia dalam bentuk bentuk pil dan biasanya digunakan jangka panjang. Dalam keadaan darurat, obat antiaritmia dapat diberikan secara intravena. Pengobatan aritmia yang paling umum di kelas ini adalah:
- Amiodarone (Cordarone, Pacerone)
- Flecainide (Tambocor)
- Ibutilide (Corvert), yang hanya dapat diberikan melalui IV
- Lidocaine (Xylocaine), yang hanya dapat diberikan melalui IV
- Procainamide (Procan, Procanbid)
- Propafenone (Rythmol)
- Guinidine (banyak nama merek)
- Tocainide (Tonocarid)
Meskipun obat-obatan ini dapat membantu memperbaiki aritmia, ada juga risiko yang dapat menyebabkan aritmia kambuh atau lebih sering. Ini disebut proarrhythmia. Jika mengalami proarrhythmia saat menggunakan obat antiaritmia, segera hubungi dokter.
2. Antikoagulan atau terapi antiplatelet
Obat aritmia ini menurunkan risiko pembekuan darah dan stroke. Ini termasuk warfarin (coumadin) atau aspirin. Pengencer darah lain yang disebut apixaban (eliquis), dabigatran (pradaxa), edoxaban (savaysa), dan rivaroxaban (xarelto) telah disetujui untuk mencegah stroke pada orang dengan atrial fibrilasi.
Setiap orang memiliki kasus yang berbeda untuk pengobatan aritmia. Temukan obat dan dosis yang terbaik bagi Anda dan mungkin hal tersebut akan memakan waktu yang lama:
- Jika Anda menyadari bahwa aritmia jantung terjadi lebih sering karena aktivitas tertentu, namun tiba-tiba berhenti melakukan aktivitas tersebut.
- Berhenti merokok
- Tidak minum minuman beralkohol.
- Batasi atau berhenti mengonsumsi kafein
- Jangan menggunakan obat batuk dan obat flu yang memiliki stimulan. Baca label dan meminta resep dokter atau dari apoteker, obat apa yang terbaik untuk Anda.
3. Pemblokir saluran kalsium
Jika Anda menderita angina (nyeri dada), tekanan darah tinggi atau rendah, dan aritmia, dokter mungkin akan meresepkan calcium channel blockers (penghambat saluran kalsium). Obat aritmia ini melebarkan pembuluh darah. Pengobatan aritmia ini juga memungkinkan lebih banyak darah mengalir ke jantung, yang membantu meringankan nyeri dada dan menurunkan tekanan darah.
Obat-obatan ini juga bisa memperlambat detak jantung. Penurunan denyut jantung dan penurunan tekanan darah mengurangi ketegangan pada jantung dan mengurangi risiko aritmia.
Sebagian besar calcium channel blockers berbentuk pil, tetapi ada juga yang tersedia dalam bentuk intravena. Calcium channel blockers untuk penggunaan jangka panjang.
Contoh-contoh dari calcium channel blockers umum termasuk:
- Amlodipine (Norvasc)
- Diltiazem (Cardizem, Tiazac)
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine (Cardene SR)
- Nifedipine (Procardia)
- Nisoldipine (Sular)
- Verapamil (Calan, Verelan, Covera-HS)
Efek samping dari obat-obatan ini bervariasi. Beberapa orang mengalami takikardia, pusing, sembelit, dan sakit kepala. Efek samping lainnya yang lebih serius termasuk ruam atau bengkak di kaki dan telapak kaki.
4. Beta blocker
Pengobatan aritmia berikutnya menggunakan beta blocker. Jika didiagnosis menderita takikardia, dokter Anda mungkin akan meresepkan beta blocker. Beta blocker dapat menghentikan aksi hormon adrenalin. Obat aritmia ini dapat meringankan takikardia dengan memperlambat detak jantung Anda. Beta blocker juga dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi tekanan pada jantung Anda. Contoh dari beta blocker termasuk:
- Acebutolol (Sectral)
- Atenolol (Tenormin)
- Bisoprolol (Zebeta)
- Metoprolol (Lopressor, Toprol-XL)
- Nadolol (Corgard)
- Propranolol (Inderal LA, InnoPran XL)
Efek samping beta blocker termasuk kelelahan, tangan dingin, dan sakit kepala. Terkadang obat-obatan ini juga memengaruhi sistem pencernaan Anda. Beberapa orang bahkan melaporkan masalah pada perut, sembelit, atau diare.
Prosedur Penanganan Aritmia
Bila penggunaan obat aritmia tidak memberikan pengaruhnya, berikut ini beberapa penanganan aritmia lainnya untuk mengatasi aritmia:
1. Kardioversi
Jika obat tidak dapat mengontrol irama jantung yang tidak teratur (seperti atrial fibrilasi), Anda mungkin perlu mendapatkan penanganan aritmia dengan kardioversi – tindakan emergensi untuk mengobati takiaritmia dengan cara diberikan aliran listrik. Untuk melakukan ini, dokter akan memberikan anestesi tindakan singkat, kemudian memberikan kejutan listrik di dinding dada untuk memungkinkan irama jantung kembali berdetak sehingga menjadi normal kembali.
2. Pacemaker
Perangkat untuk penanganan aritmia ini mengirimkan impuls listrik kecil ke otot jantung untuk menjaga detak jantung yang aman. Alat pacu jantung memiliki generator denyut dan kabel yang mengirimkan impuls dari generator ke otot jantung.
3. Implan Cardioverter Defibrillator (ICD)
Dokter menggunakan ICD untuk mengobati takikardia ventrikel dan fibrilasi ventrikel, dua irama jantung yang mengancam jiwa.
ICD melacak irama jantung. Ketika irama jantung terdeteksi dengan sangat cepat, kejutan listrik secara otomatis akan diberikan ke otot jantung sehingga jantung mendapatkan irama normal kembali. Ada beberapa cara penanganan aritmia ini untuk mengembalikan irama jantung normal, meliputi:
- Antitachycardia Pacing (ATP). Ketika jantung berdetak terlalu cepat, pasien akan mendapat serangkaian impuls listrik kecil ke otot jantung untuk mengembalikan denyut jantung dan irama normal.
- Pasien dengan masalah aritmia jantung mendapat kejutan rendah energi pada saat yang sama ketika jantung berdetak untuk mengembalikan irama jantung normal.
- Ketika jantung berdetak cepat atau tidak teratur, otot jantung harus sesegera mungkin mendapatkan kejutan dengan energi yang lebih tinggi untuk mengembalikan irama normal.
- Anti-bradikardia pacing. Banyak ICD memberikan cadangan untuk mempertahankan irama jantung jika terlalu melambat.
4. Ablasi Kateter
Anda dapat menganggap prosedur ini sebagai rewiring untuk memperbaiki masalah listrik dalam jantung. Dokter akan memasukkan kateter melalui kaki. Kateter memberikan energi listrik frekuensi tinggi untuk area kecil di dalam jantung. Area tersebut yang menyebabkan irama jantung menjadi abnormal, lalu kateter akan “memutus” jalur dari ritme abnormal.
Dokter menggunakan ablasi untuk mengobati supraventrikular, atrial flutter, fibrilasi atrium, beberapa takikardi atrium dan ventrikel takikardia. Beberapa orang juga perlu prosedur penanganan artitmia lainnya.
5. Bedah Jantung untuk Aritmia
Prosedur labirin adalah jenis operasi yang digunakan untuk memperbaiki fibrilasi atrium. Selama prosedur penanganan aritmia ini, ahli bedah membuat labirin pemotongan ruang atas jantung. Tujuannya adalah untuk menjaga impuls listrik jantung hanya pada jalur tertentu. Beberapa orang mungkin perlu alat pacu jantung sesudahnya.