Antraks – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
Friday, September 27, 2019
Edit
Antraks adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikroba yang disebut Bacillus anthracis yang hidup di tanah. Antraks menjadi dikenal lebih luas pada tahun 2001 ketika antraks digunakan sebagai senjata biologis.
Penularan kepada manusia dapat terjadi dengan menghirup spora antraks atau mengonsumsi daging hewan berpenyakit antraks. Sampai saat ini tidak ada bukti medis yang menunjukkan bahwa bakteri penyebab antraks dapat menular antar manusia. Namun orang yang sehat memiliki kemungkinan tertular jika dia memiliki luka di kulit dan bersentuhan secara langsung dengan luka yang ada pada kulit penderita antraks.
Selain itu, peningkatan risiko terkena antraks juga dapat terjadi jika Anda:
- Bekerja meneliti antraks di laboratorium
- Bekerja dengan dokter hewan
- Menangani hewan dari daerah dengan risiko tinggi antraks
- Bekerja di tempat yang banyak interaksi dengan hewan seperti di tempat sirkus
- Bertugas di daerah yang berisiko antraks
Gejala Antraks
Saat tubuh terkena antraks, salah satu ciri yang mudah dikenali adalah kulit akan terlihat seperti habis digigit serangga. Kemudian, hal ini akan menyebabkan kulit menjadi melepuh dan menimbulkan ulkus kulit (eksim) dengan titik pusat berwarna hitam. Meski hal ini tidak menimbulkan rasa sakit, gejalanya biasa berkembang dalam 1-5 hari setelah terpapar.
Sementara itu, gejala antraks gastrointestinal (sistem pencernaan) biasanya berkembang dalam waktu seminggu setelah terpapar. Gejala antraks gastrointestinal meliputi:
- Mual
- Kehilangan selera makan
- Demam
- Pembengkakan di leher
- Diare berdarah
- Sakit perut yang parah
Sedangkan, untuk orang-orang yang terkena antraks melaui sistem pernapasan, biasanya gejalanya akan muncul dalam seminggu. Biasa disebut sebagai antraks inhalasi, antraks ini merupakan jenis paling mematikan. Gejala awal antraks jenis ini menyerupai gejala penyakit flu, seperti demam, nyeri tenggorokan, nyeri otot, dan lelah. Lalu muncul rasa tidak nyaman pada dada, napas menjadi pendek, mual, batuk darah, nyeri saat menelan, demam tinggi, kesulitan bernapas, syok, serta terjadi meningitis.
Dalam mendiagnosa antraks, pemeriksaan awal adalah untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit-penyakit lainnya yang memiliki gejala serupa, misalnya flu atau pneumonia dengan gejala yang mirip antraks inhalasi. Setelah itu, dapat dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan lanjutan, seperti:
- Tes darah
- Tes kulit
- Sampel tinja
- Fungsi cairan tulang belakang, yang merupakan prosedur yang menguji sejumlah kecil cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang
- Rontgen dada, dilakukan pada pasien yang dicurigai menderita anthrax inhalasi
- CT scan
- Endoskopi, merupakan tes menggunakan tabung kecil dengan kamera untuk memeriksa kerongkongan dan usus
Pengobatan Antraks
Jika Anda telah terkena antraks dan Anda memiliki gejala, dokter akan memberikan antibiotik atau vaksin antraks. Antraks dapat diobati dengan antibiotik jika itu diketahui pada fase awal. Masalahnya adalah bahwa banyak orang tidak mencari pengobatan sampai terlambat untuk mengobati.
Antibiotik yang biasa diberikan sebagai pengobatan antraks adalah ciprofloxacin, doxycycline, dan levofloxacin. Pengobatan antraks akan efektif jika dilakukan sesegera mungkin, dan seringkali dengan menggunakan kombinasi sejumlah antibiotik.
Sementara itu, penderita antraks inhalasi seringkali tidak merespon pengobatan dengan baik, karena bakteri sudah terlanjur memproduksi banyak racun yang tidak dapat dihilangkan seluruhnya oleh obat-obatan.
Tanpa pengobatan, kemungkinan kematian akibat antraks meningkat. Risiko kematian akibat antraks kulit adalah 20% jika tidak diobati. Jika Anda memiliki antraks gastrointestinal, kemungkinan kematian adalah 25-60% persen. Risiko kematian akibat antraks inhalasi adalah sekitar 75%.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan pengobatan, adalah:
- Luas bagian tubuh yang terinfeksi
- Usia penderita
- Kondisi kesehatan penderita secara umum
Pencegahan Antraks
Untuk mencegah tertular antraks, Anda disarankan untuk mengonsumsi daging yang dimasak matang dan menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi. Antraks juga dapat dicegah dengan pemberian vaksin antraks.
Namun vaksin ini tidak diperuntukan bagi umum, serta tidak disarankan untuk anak-anak dan lanjut usia. Hingga saat ini, vaksin ini hanya direkomendasikan untuk anggota militer, para ilmuwan yang meneliti tentang antraks, dan orang-orang dengan profesi yang berisiko tinggi terkena penyakit ini.