Bekuan Darah – Penyebab, Gejala dan Pengobatan
Saturday, September 28, 2019
Edit
Bekuan darah adalah suatu mekanisme darah untuk menggumpal ketika terdapat cedera atau lesi, bisa bersifat fisiologis maupun patologis. Darah perlu mengalir terus menerus ke seluruh aliran tubuh, namun ketika terdapat luka pada tubuh, seketika darah berhenti mengalir untuk melakukan pembekuan darah.
Bekuan darah sehat akan membantu menyelamatkan kondisi seseorang ketika sedang menghentikan pendarahan. Tapi bekuan darah juga dapat terbentuk ketika mereka tidak diperlukan dan menyebabkan serangan jantung, stroke, atau masalah medis serius lainnya.
Penyebab Bekuan Darah
Proses terbentuknya bekuan darah dimulai setiap kali darah yang mengalir melakukan kontak dengan zat-zat tertentu pada kulit atau dinding pembuluh darah. Ketika tersentuh oleh platelet (potongan kecil dari sebuah sel yang ditemukan dalam darah) hal itu mengakibatkan dinding pembuluh darah rusak.
Plak kolesterol yang terbentuk di arteri memiliki kondisi seperti ini juga. Jika plak pecah, mereka akan memulai proses pembekuan. Kebanyakan serangan jantung dan stroke terjadi ketika plak di otak atau jantung tiba-tiba pecah.
Bekuan darah juga dapat terbentuk ketika darah tidak mengalir dengan baik. Jika trombosit berkumpul di pembuluh darah atau jantung, trombosit lebih cenderung untuk tetap bersatu. Fibrilasi atrium dan deep vein thrombosis (DVT) adalah dua kondisi di mana darah bergerak perlahan sehingga dapat menyebabkan masalah pembekuan.
Gejala Bekuan Darah
Ketika pembekuan terjadi dalam vena, maka akan ada kemerah-merahan, nyeri, pembengkakan dan mungkin terasa hangat. Terkadang, seluruh daerah yang bengkak menjadi berwarna kebiruan karena pembekuan yang besar.
Namun, jika bekuan darah terjadi dalam arteri, ini bisa jadi lebih parah. Darah mengalir dalam arteri untuk melakukan fungsi biologis seperti pernapasan, jadi jika terjadi pembekuan, Anda dapat mengalami berkeringat, sesak napas, terkadang mual, nyeri atau tekanan di dada hingga gangguan pencernaan.
Saat darah tidak dapat mengalir dengan benar ke otak, hal itu menyebabkan linglung, kehilangan kemampuan melihat atau bicara. Munculnya stroke menandakan adanya bekuan darah yang terjadi di suatu tempat di tubuh.
Pengobatan Bekuan Darah
Bekuan darah merupakan proses alami tubuh ketika sesuatu yang salah terjadi, karenanya memahami keadaan sepenuhnya akan membantu mengarahkan rangkaian pengobatan.
Setiap variasi bekuan darah yang tidak berbahaya menunjukkan indikasi yang berbeda karena bekuan darah dapat terjadi di manapun dalam tubuh, dari otak hingga kaki. Ultrasound, EEG, EKG, CT scan atau setiap tes penting diperlukan untuk diagnosis lebih lanjut.
Berikut ini adalah beberapa obat yang dapat menghentikan trombosit dari sinyal satu sama lain sehingga trombosit tidak akan berkumpul di suatu area tubuh.
- Aspirin
- Clopidogrel (Plavix)
- Dipyridamole (Persantine)
- Prasugrel (Effient)
- Ticagrelor (Brilinta)
- Tiklopidin (Ticlid)
- aktivator jaringan plasminogen (tPA)
Selain itu, obat yang disebut antikoagulan membuat tubuh Anda sulit untuk membuat pembekuan darah karena mencegah pembentukan protein dalam proses pembentukan darah, seperti:
- Apixaban (Eliquis)
- Dabigatran (Pradaxa)
- Edoxaban (Savaysa)
- Heparin
- Rivaroxaban (Xarelto)
- Warfarin (Coumadin)
Darah lebih cenderung menggumpal ketika Anda tidak memiliki keseimbangan yang tepat antara jenis protein yang menyebabkan dan menghentikan pembekuan darah. Orang dengan penyakit hemofilia memiliki faktor pendukung pembekuan darah yang tidak berjalan dengan baik, sehingga mereka akan mengeluarkan banyak darah ketika cedera.
Pada dasarnya, tujuan pengobatan adalah untuk membuat darah mengalir dengan normal tanpa adanya pembekuan yang abnormal. Jangan lupa untuk jalani gaya hidup sehat dan rutin berolahraga untuk menjamin sirkulasi darah yang sehat.