Batu Empedu – Penyebab, Gejala, Diagnosis, & Pengobatan
Saturday, September 28, 2019
Edit
Batu empedu adalah cairan mengeras yang terbentuk di kandung empedu, organ kecil yang terletak di bawah hati. Nama lain batu empedu adalah gallstone. Fungsi empedu membantu proses pencernaan dengan menyimpan empedu dan mengeluarkan empedu tersebut ke dalam usus kecil ketika makanan masuk. Kenali pula penyebab batu empedu, gejala batu empedu, dan cara mengobati penyakit batu empedu atau gallstone, yang akan dijelaskan dalam artikel ini.
Apa Itu Batu Empedu atau Gallstone?
Empedu adalah cairan yang diproduksi oleh hati dan terdiri dari beberapa zat, termasuk kolesterol, bilirubin, dan garam empedu.
Batu empedu adalah potongan-potongan bahan padat yang terbentuk di kandung empedu. Batu-batu ini berkembang karena kolesterol dan pigmen empedu yang kadang-kadang membentuk partikel keras.
Selanjutnya, kantung empedu atau gallbladder adalah organ dalam tubuh yang bentuknya mirip dengan buah pir. Di dalamnya terdapat sekitar 50 ml empedu untuk membantu proses pencernaan.
Ada dua fungsi empedu yang sangat penting di semua spesies, di antaranya:
- Empedu mengandung asam empedu, yang sangat penting untuk pencernaan dan penyerapan lemak dan vitamin yang larut dalam lemak di usus kecil.
- Banyak produk limbah, termasuk bilirubin, dieliminasi dari tubuh melalui sekresi ke empedu dan eliminasi pada feses.
Penyebab Batu Empedu
Tentunya ada beberapa faktor penyebab batu empedu. Perlu diketahui juga bahwa kolelitiasis atau cholelithiasis adalah penyakit batu empedu. Penyakit batu empedu ini ditemukan di dalam kantung empedu, duktus koledokus, atau keduanya.
Tidak diketahui persis apa yang menjadi peyebab batu empedu terbentuk, naun berikut beberapa kemuninan yang menyebabkan batu empedu:
1. Terlalu banyak kolesterol dalam empedu
Terlalu banyak kolesterol dalam empedu berisiko menyebabkan batu kolesterol kuning. Batu-batu keras ini bisa berkembang jika hati menghasilkan lebih banyak kolesterol daripada yang bisa dilarutkan empedu.
2. Terlalu banyak bilirubin dalam empedu
Bilirubin adalah bahan kimia yang diproduksi saat hati menghancurkan sel darah merah tua. Beberapa kondisi, seperti kerusakan hati dan kelainan darah tertentu, menyebabkan hati memproduksi lebih banyak bilirubin daripada yang seharusnya.
Batu empedu pigmen terbentuk ketika kantong empedu tidak dapat memecah kelebihan bilirubin. Batu-batu keras ini biasanya berwarna cokelat tua atau hitam.
3. Kantong empedu penuh
Kantong empedu perlu mengosongkan diri agar sehat dan berfungsi dengan baik. Jika gagal mengosongkan isinya, empedu menjadi terlalu terkonsentrasi, yang kemudian menjadi penyebab batu empedu.
Beberapa faktor penyebab batu empedu lainnya meliputi:
- Genetika
- Berat badan
- Penurunan motilitas (gerakan) dari kantong empedu
- Asupan makanan.
Faktor Risiko Batu Empedu
Setelah kita bahas mengenai penyebab batu empedu, tentunya perlu dibahas juga mengenai faktor risiko batu empedu. Dengan begitu, kita akan terhindar dari risiko terkena penyakit batu empedu.
Faktor risiko memiliki batu empedu antara lain:
1. Keturunan
Jika orang lain dalam keluarga Anda memiliki batu empedu, Anda berada pada risiko berpotensi mengalami batu empedu.
2. Obesitas
Ini adalah salah satu faktor risiko terbesar batu empedu. Obesitas dapat menyebabkan kenaikan kolesterol.
3. Wanita hamil atau mengonsumsi pil KB
Estrogen dapat meningkatkan kolesterol dan mengurangi motilitas kandung empedu. Wanita yang sedang hamil atau yang mengonsumsi pil KB atau KB hormon lainnya memiliki tingkat estrogen yang lebih tinggi dan lebih mungkin untuk mengalami batu empedu
4. Latar belakang etnis
Kelompok etnis tertentu, termasuk penduduk asli Amerika dan Meksiko-Amerika, lebih mungkin untuk terkena batu empedu.
5. Jenis kelamin dan usia
Penyakit batu empedu lebih sering terjadi pada wanita dan orangtua.
6. Mengonsumsi obat kolesterol
Beberapa obat penurun kolesterol meningkatkan jumlah kolesterol dalam empedu, yang dapat meningkatkan potensi batu kolesterol.
7. Diabetes
Orang dengan diabetes cenderung memiliki tingkat gliserid yang lebih tinggi (sejenis lemak darah), yang merupakan faktor risiko untuk batu empedu.
8. Penurunan berat badan yang drastis
Jika seseorang kehilangan berat badan terlalu cepat, hati akan mengeluarkan kolesterol ekstra, yang dapat menyebabkan batu empedu. Puasa juga dapat menyebabkan kantung empedu kurang berkontraksi.
Jenis Kantung Empedu
Kantung empedu biasanya berukuran 7-10 cm. Warnanya pun hijau gelap, sesuai dengan cairan empedu yang ada di dalamnya. Dan berikut ini adalah jenis utama dari penyakit batu empedu:
1. Batu kolesterol
Biasanya, batu empedu berwarna kuning dan hijau, sekitar 80 persen dari penyakit batu empedu adalah batu kolesterol.
2. Batu pigmen
Batu-batu ini berukuran lebih kecil, warnanya lebih gelap, dan terbentuk dari bilirubin.
Gejala Batu Empedu
Batu empedu sering tidak menimbulkan gejala. Seseorang biasanya mengetahui memiliki penyakit batu empedu ketika sedang diperiksa untuk penyakit lain. Oleh karena itu ada baiknya kita mengetahui gejala batu empedu sejak dini.
Biasanya, gejala batu empedu termasuk mengalami:
- Mual
- Muntah
- Kembung, mulas dan tidak nyaman di perut
- Nyeri di perut bagian atas dan punggung atas, rasa sakit ini dapat berlangsung selama beberapa jam.
Diagnosis Batu Empedu
Jika dokter mencurigai Anda memiliki penyakit batu empedu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin melakukan berbagai tes lainnya, termasuk pemeriksaan berikut:
1. Tes darah
Tes darah dapat diberikan untuk memeriksa tanda-tanda infeksi atau obstruksi dan atau untuk menyingkirkan kondisi lainnya.
2. Ultrasonografi
Prosedur ini menghasilkan gambar dari berbagai bagian tubuh dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi batu empedu.
3. CAT Scan
Tes ini menggunakan sinar-X khusus untuk membuat penampang gambar organ dan jaringan tubuh.
4. Magnetic resonance cholangiopancreatography (MRCP)
Tes ini menggunakan medan magnet dan pulsa energi gelombang radio untuk mendapatkan gambar dari struktur di dalam tubuh, termasuk hati dan kantung empedu.
5. Cholescintigraphy
Tes ini dapat menentukan apakah kantung empedu berkontraksi dengan benar. Bahan radioaktif disuntikkan ke pasien dan berjalan ke kantung empedu. Teknisi kemudian mengamati pergerakan kantung empedu.
6. USG Endoskopi
Tes ini menggabungkan USG dan endoskopi untuk mencari batu empedu.
7. Endoskopi retrograde cholangiopancreatography (ERCP)
Dokter memasukkan endoskop melalui mulut pasien ke usus kecil dan menyuntikkan pewarna untuk memungkinkan saluran-saluran empedu dapat dilihat.
Pengobatan Batu Empedu Tanpa Operasi
Jika Anda memiliki kondisi medis dan dokter merasa tidak harus menjalani operasi batu empedu, dokter mungkin meresepkan obat batu empedu, seperti obat sursodiol (Actigall) dan chenodiol (Chenix). Obat ini bekerja untuk melarutkan batu kolesterol. Diare ringan dapat menjadi efek samping dari kedua obat ini.
Kelemahan dari menggunakan obat batu empedu adalah bahwa Anda mungkin harus mengonsumsinya selama bertahun-tahun untuk benar-benar meluruhkan batu empedu. Selain itu, batu empedu bisa kembali kambuh setelah Anda berhenti minum obat.
Cara Mengobati Batu Empedu dengan Operasi
Mengobati batu empedu biasanya dengan pembedahan dan mengambil kantung empedu. Operasi tradisional disebut kolesistektomi terbuka. Sebuah prosedur baru yang disebut kolesistektomi laparoskopi, kurang invasif, memiliki komplikasi yang lebih sedikit dan lebih sering digunakan.
1. Kolesistektomi laparoskopi
Selama prosedur ini, instrumen, cahaya, dan kamera dimasukkan melewati beberapa sayatan kecil di perut. Dokter bedah akan melihat bagian dalam tubuh melalui laparoskop yang diproyeksikan melalui monitor video, lalu kantung empedu diambil. Setelah operasi, pasien perlu diopname di rumah sakit.
2. Kolesistektomi terbuka
Ini adalah prosedur yang lebih invasif di mana ahli bedah membuat sayatan di perut yang lebih besar untuk menghilangkan kantung empedu. Pasien tetap di rumah sakit selama beberapa hari setelah operasi.
Jika batu empedu berada di saluran empedu, endoscopic retrograde cholangiopancreatography dapat digunakan untuk menemukan dan mengambilnya sebelum atau selama operasi kantung empedu.