Penyakit Anemia – Penyebab, Gejala, dan Penanganan

Apa yang Anda ketahui tentang anemia? Tentu anda sudah tidak asing lagi dengan penyakit yang juga biasa disebut sebagai kurang darah ini. Penyakit anemia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika darah tidak memiliki sel-sel darah merah atau hemoglobin yang cukup.
anemia

Penyebab Anemia

Hemoglobin adalah bagian utama dari sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat oksigen. Jika seseorang memiliki terlalu sedikit sel-sel darah merah dan berbentuk tidak normal, maka sel-sel dalam tubuh tidak akan mendapatkan cukup oksigen dan hal itu disebut sebagai penyakit anemia.
Hemoglobin juga mempunyai peranan penting dalam menjaga bentuk sel darah merah. Normalnya sel darah merah berbentuk bulat dengan bagian tengah yang pipih menyerupai donat tanpa lubang di tengahnya. Struktur hemoglobin yang abnormal dapat mengganggu bentuk sel darah merah dan menghalangi fungsinya untuk bekerja melalui pembuluh darah.
Penyakit anemia adalah kondisi kelainan darah yang paling sering terjadi di Indonesia dan dapat menyerang siapa saja khususnya wanita, anak-anak, dan orang-orang dengan penyakit kronis. Beberapa faktor yang bisa menyebabkan Anda terkena penyakit anemia adalah:
  • Wanita usia produktif (ketika masih mengalami menstruasi) sangat rentan terhadap anemia defisiensi besi karena kehilangan darah dari menstruasi serta tuntutan pasokan darah yang meningkat selama kehamilan. Menstruasi yang terlalu deras selama berhari-hari juga menjadi faktor penyabab anemia.
  • Orang lanjut usia juga mungkin memiliki risiko lebih besar terkena anemia karena pola makan yang buruk dan kondisi medis lainnya. Jadi, faktor penyebab anemia yang kedua ini adalah karena usia.
  • Bentuk tertentu dari anemia adalah merupakan penyakit keturunan dan bayi mungkin dapat terkena setelah kelahirannya. Penyebab anemia yang ini adalah karena anemia muncul secara genetis atau faktor keturunan.
Pada beberapa kasus, penyakit anemia yang terjadi selama kehamilan dapat dianggap sebagai sesuatu yang normal. Namun, beberapa jenis anemia dapat menimbulkan masalah kesehatan yang berdampak hingga seumur hidup.

Kondisi Lain yang Terkait Anemia

Saat tubuh terlalu sedikit memproduksi sel darah atau sel tidak berfungsi dengan baik, maka sel darah merah akan rusak karena perkembangan sel yang abnormal, kurangnya mineral dan vitamin. Kondisi yang berhubungan dengan penyakit anemia, di antaranya:
  • Anemia sel sabit adalah kelainan bawaan yang sering terjadi. Sel darah merah menjadi bulan sabit karena adanya cacat genetik. Sel darah merah membelah diri dengan cepat, sehingga oksigen tidak sampai ke organ tubuh yang pada akhirnya menyebabkan anemia. Sel-sel darah merah berbentuk bulan sabit juga bisa terjebak dalam pembuluh darah kecil sehingga menyebabkan penyumbatan, dan berakhir dengan rasa nyeri hebat pada organ yang tidak dialiri darah.
  • Anemia defisiensi besi terjadi karena kurangnya zat besi mineral dalam tubuh. Sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin, bagian dari sel darah merah yang mengangkut oksigen ke organ-organ tubuh. Tanpa zat besi yang cukup, tubuh tidak dapat menghasilkan cukup hemoglobin untuk sel darah merah. Hasilnya adalah anemia kekurangan zat besi.
  • Jika Anda sedang hamil, tubuh akan berisiko mengalami peningkatan risiko kekurangan zat besi, karena Anda harus membantu peningkatan volume darah serta menjadi sumber hemoglobin untuk bayi Anda agar dapat tumbuh.
  • Memiliki gangguan usus dapat memengaruhi penyerapan nutrisi di usus kecil (seperti penyakit celiac dan penyakit Crohn) di mana hal ini membuat Anda berisiko mengalami penyakit kurang darah ini. Operasi pengangkatan atau operasi untuk bagian-bagian dari usus kecil di mana nutrisi diserap, dapat menyebabkan kekurangan gizi dan anemia.
  • Memiliki riwayat infeksi, penyakit darah, gangguan autoimun, alkoholisme, paparan bahan kimia beracun, dan penggunaan beberapa obat dapat memengaruhi produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia.
  • Anemia akibat penyakit sumsum tulang. Beberapa penyakit seperti leukemia atau mielofibriosis dapat mengganggu produksi sel darah merah di sumsum tulang dan menimbulkan anemia. Gejala yang ditimbulkan dapat bervariasi, dari ringan hingga berbahaya.
  • Anemia hemolitik. Anemia hemolitik terjadi pada saat sel darah merah dihancurkan oleh tubuh lebih cepat dibanding waktu produksinya. Beberapa penyakit dapat mengganggu proses dan kecepatan penghancuran sel darah merah. Anemia hemolitik dapat diturunkan secara genetik atau bisa juga didapat setelah lahir.

Gejala Anemia

Jika Anda memiliki anemia, tubuh Anda tidak mendapatkan cukup darah yang kaya oksigen. Akibatnya, Anda mungkin merasa lelah atau lemah. Anda juga mungkin memiliki gejala lain, seperti pusing ketika berdiri, sesak napas, kuku rapuh, atau lidah terasa sakit.
Berikut ini adalah tiga kelompok anemia yang harus Anda ketahui, antara lain:
  • Anemia yang disebabkan oleh kehilangan darah.
  • Anemia yang disebabkan oleh produksi sel darah merah menurun atau rusak.
  • Anemia yang disebabkan oleh penghancuran sel darah merah yang berlebih.
Karena sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan, biasanya hal ini terjadi secara perlahan-lahan untuk jangka waktu yang panjang dan sering kali tidak terdeteksi. Perdarahan seperti ini disebut dengan perdarahan kronis yang merupakan penyebab kurang darah akibat dari:
  • Perdarahan gastrointestinal seperti wasir/ambeien, gastritis (radang lambung), dan kanker di saluran cerna (kanker usus, kanker lambung, dan lain-lain).
  • Penggunaan obat nonsteroidal anti-inflammatory (NSAID) seperti ibuprofen, parasetamol, asam mefenamat, dan obat anti nyeri yang dijual bebas. Obat-obatan ini dapat mengikis dinding lambung dan menyebabkan perdarahan di dalam lambung.
  • Menstruasi, terutama jika perdarahan menstruasi yang berlebihan.
  • Perdarahan pasca-persalinan pada wanita.
  • Perdarahan karena kondisi cacingan pada anak.

Cara Mengatasi Anemia

Dengan mengetahui cara penanganan penyakit yang tepat, banyak jenis anemia yang ringan dan pendek bisa diatasi. Namun, penyakit ini bisa sangat parah hingga bertahan lama ketika hal itu disebabkan oleh penyakit yang diturunkan, kronis atau trauma.
Penentuan penanganan anemia diambil berdasarkan dengan penyebab mendasari penyakit tersebut. Ketika kadar hemoglobin <7 gram/dl, maka dokter akan menyarankan untuk dilakukan transfusi. Karena penyebab terbanyak dari penyakit kurang darah adalah kekurangan zat besi, maka sangat disarankan untuk mengonsumsi makan makanan yang banyak mengandung zat besi.
Perlu diketahui, beberapa jenis penyakit kurang darah tidak dapat dihindari, akan tetap anemia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin dan zat besi dapat dicegah dengan cara mengatur pola makan. Beberapa makanan yang dapat digunakan sebagai cara mencegah anemia, di antaranya:
  • Makanan yang kaya akan vitamin C, seperti jeruk, melon, brokoli, stroberi, dan tomat. Makanan-makanan tersebut dapat membantu penyerapan zat besi.
  • Makanan yang kaya akan vitamin B12, seperti daging, keju, sereal, tahu, tempe dan susu.
  • Makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging sapi, kacang-kacangan, sereal yang diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau gelap, dan buah kering.
  • Makanan yang kaya akan asam folat, seperti sayuran berdaun hijau gelap, buah-buahan, kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, nasi, sereal, pasta, dan gandum.
Selain mengonsumsi beberapa makanan di atas, penanggulangan anemia juga dapat dilakukan dengan mengonsumsi multivitamin. Jika pada keluarga terdapat riwayat munculnya penderita anemia bawaan seperti anemia sel sabit atau thalassemia, sebaiknya konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Penyakit anemia adalah penyakit yang merepotkan karena bisa menganggu kehidupan sehari-hari, ada baiknya Anda mendapatkan penanganan anemia khusus di rumah sakit agar dapat diketahui penyebabnya dengan pasti, mengingat penyebab anemia sangat banyak dan sulit dideteksi oleh orang awam.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel