Dystonia – Pengertian, Penyebab, Gejala, Jenis dan Penanganan

Dystonia adalah gangguan gerakan dimana otot seseorang berkontraksi tak terkendali. Kontraksi menyebabkan bagian tubuh yang terpengaruh berputar tanpa disengaja, menyebabkan gerakan berulang atau postur tubuh tidak normal. Dystonia dapat memengaruhi satu otot, kelompok otot, atau seluruh tubuh. Dystonia mempengaruhi sekitar 1% populasi, dan wanita lebih rentan terhadapnya dibandingkan pria.
dystonia
Sebagian besar kasus dystonia tidak memiliki penyebab spesifik. Dystonia tampaknya terkait dengan masalah pada ganglia basalis. Ganglia basalis adalah area otak yang bertanggung jawab untuk memulai kontraksi otot. Masalahnya melibatkan cara sel saraf berkomunikasi.
Dystonia yang didapat (acquired dystonia) disebabkan oleh kerusakan pada ganglia basal. Kerusakan bisa jadi akibat dari:
  • Trauma otak
  • Stroke
  • Tumor
  • Kekurangan oksigen
  • Infeksi
  • Reaksi obat
  • Keracunan disebabkan timbal atau karbon monoksida
Dystonia idiopatik atau primer sering diwariskan dari orang tua. Beberapa orang sebagai carrier (pembawa) mungkin tidak pernah terkena dystonia itu sendiri. Dan gejalanya bisa sangat bervariasi antar anggota keluarga yang sama.
Apakah gejala dystonia itu?
Gejala dystonia bisa berkisar dari yang sangat ringan sampai yang parah. Dystonia dapat mempengaruhi bagian tubuh yang berbeda, dan seringkali gejala perkembangan dystonia melalui stadium. Beberapa gejala awal meliputi:
  • Dragging leg (tungkai kaki tampak diseret)
  • Kram kaki
  • Leher seperti ditarik-tarik tanpa disengaja
  • Berkedip tak terkendali
  • Kesulitan bicara
Stres atau kelelahan bisa menimbulkan gejala atau menyebabkannya memburuk. Orang dengan dystonia sering mengeluhkan rasa sakit dan kelelahan karena kontraksi otot yang konstan.
Jika gejala dystonia terjadi pada masa kanak-kanak, biasanya mereka muncul terlebih dahulu di kaki atau tangan. Tapi kemudian mereka cepat maju ke bagian tubuh lainnya. Setelah masa remaja, laju perkembangannya cenderung melambat.
Ketika dystonia muncul di awal masa dewasa, biasanya terjadi di bagian atas tubuh. Lalu ada perkembangan gejala yang melambat. Dystonia yang dimulai pada awal masa dewasa tetap bersifat fokal (mempengaruhi salah satu bagian tubuh) atau segmental (dua atau lebih bagian tubuh yang berdekatan).
Dystonia diklasifikasikan oleh bagian tubuh yang mereka pengaruhi:
  • Dystonia umum mempengaruhi sebagian besar atau seluruh tubuh.
  • Dystonia fokal hanya mempengaruhi bagian tubuh tertentu.
  • Dystonia multifokal mempengaruhi lebih dari satu bagian tubuh yang tidak terkait.
  • Dystonia segmential melibatkan bagian tubuh yang berdekatan.
  • Hemidystonia mempengaruhi lengan dan kaki pada sisi tubuh yang sama.
Dystonia juga dapat diklasifikasikan sebagai sindrom berdasarkan pola mereka:
  • Blepharospasm adalah sejenis dystonia yang mempengaruhi mata. Biasanya dimulai dengan berkedip tak terkendali. Pada awalnya, biasanya, kondisi ini hanya mempengaruhi satu mata. Akhirnya, kedua mata juga terkena. Kejang menyebabkan kelopak mata menutup secara tak sengaja. Terkadang kondisi ini menyebabkan kedua mata tetap tertutup. Orang tersebut mungkin memiliki penglihatan normal. Tapi penutupan permanen kelopak mata membuat orang tersebut buta secara fungsional.
  • Dystonia servikalis, atau tortikolis, adalah tipe yang paling umum. Dystonia servikalis biasanya terjadi pada individu paruh baya. Meskipun demikian, kondisi ini telah dilaporkan pada orang-orang dari segala umur. Dystonia servikalis mempengaruhi otot leher, menyebabkan kepala berputar dan berbalik atau ditarik ke belakang atau ke depan secara tidak sengaja.
  • Dystonia kranial mempengaruhi otot kepala, wajah, dan leher.
  • Dystonia oromandibular menyebabkan kejang pada rahang, bibir, dan otot lidah. Dystonia ini dapat menyebabkan masalah dengan bicara dan menelan.
  • Dystonia spasmodik mempengaruhi otot tenggorokan yang bertanggung jawab untuk berbicara.
  • Dystonia tardive disebabkan oleh reaksi terhadap obat. Gejalanya biasanya hanya sementara dan bisa diobati dengan pengobatan.
  • Dystonia paroksismal bersifat episodik. Gejalanya hanya terjadi saat serangan. Selebihnya orang tersebut dalam kondisi normal
  • Dystonia torsio adalah kelainan yang sangat jarang terjadi. Ini mempengaruhi seluruh tubuh dan secara serius menimpa orang yang memilikinya. Gejala umumnya muncul di masa kanak-kanak dan bertambah parah seiring bertambahnya usia. Peneliti telah menemukan bahwa dystonia torsio mungkin diwariskan, yang disebabkan oleh mutasi pada gen DYT1.
  • Kram penulis (writer’s cramp) adalah sejenis dystonia yang hanya terjadi saat menulis. Ini mempengaruhi otot tangan dan/ atau lengan bawah.
Dystonia adalah gangguan gerakan di mana otot seseorang berkontraksi tak terkendali. Kontraksi menyebabkan bagian tubuh yang terpengaruh berputar tanpa disengaja, menyebabkan gerakan berulang atau postur tubuh tidak normal. Dystonia dapat mempengaruhi satu otot, kelompok otot, atau seluruh tubuh. Dystonia mempengaruhi sekitar 1% populasi, dan wanita lebih rentan terhadapnya dibandingkan pria.
Ada beberapa pilihan untuk mengobati dystonia. Dokter akan menentukan jalannya pengobatan berdasarkan jenis dystonia dan keparahannya.
Pengobatan yang baru diperkenalkan adalah toksin botulinum, yang juga disebut Botox atau Xeomin. Toksin disuntikkan ke otot yang terkena, sehingga otot tersebut memblok efek kimia asetilkolin yang menghasilkan kontraksi otot sehingga kontraksi otot diredakan dan otot menjadi relaksasi. Injeksi perlu diulang setiap tiga bulan sekali.
Ketika dystonia menyebabkan seseorang menjadi cacat, stimulasi otak dalam adalah pilihan. Dengan stimulasi otak yang dalam, elektroda ditanamkan ke area tertentu di otak. Elektroda kemudian dihubungkan ke stimulator bertenaga baterai yang ditanamkan di dada. Elektroda mentransmisikan pulsa listrik yang dibuat oleh stimulator ke daerah otak untuk mengurangi kontraksi otot. Dokter orang tersebut mengatur frekuensi dan intensitas pulsa elektrik.
Obat-obatan dapat membantu mengurangi pesan “overdrive” yang menyebabkan otot berkontraksi secara berlebihan pada dystonia. Obat yang digunakan meliputi:
  • Levodopa
  • Procyclidine hydrochloride
  • Diazepam
  • Lorazepam
  • Clonazepam
  • Baclofen
Trik sensoris adalah penanganan pilihan lain. Dengan trik sensoris, stimulasi yang diterapkan pada bagian tubuh yang terkena atau dekat dapat mengurangi kontraksi otot. Dengan hanya menyentuh area ini, orang bisa mengendalikan kontraksi mereka sendiri.
Terapi bicara, terapi fisik, dan manajemen stres juga dapat digunakan untuk mengobati gejala dystonia.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel