Demensia – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
Saturday, September 28, 2019
Edit
Demensia adalah istilah umum untuk menggambarkan penurunan kemampuan mental. Gangguan ini ditandai dengan penurunan daya ingat atau kondisi di mana seseorang kesulitan untuk mengingat sesuatu dari memorinya.
Penderita demensia umumnya akan mengalami depresi, perubahan suasana hati dan perilaku, kesulitan bersosialisasi, hingga berhalusinasi. Penderita tidak mampu hidup mandiri dan memerlukan dukungan orang lain. Perlu diingat bahwa tidak semua orang yang mengalami penurunan daya ingat atau penurunan kemampuan fungsi otak dapat diasosiasikan dengan demensia.
Gejala Demensia
Gejala demensia bisa sangat bervariasi, setidaknya dua dari fungsi inti mental berikut ini harus signifikan terganggu sehingga seseorang dapat dipertimbangkan terkena demensia:
- Ingatan/ memori
- Komunikasi dan bahasa
- Kemampuan untuk fokus dan memperhatikan
- Penalaran dan pertimbangan
- Persepsi visual
Demensia sering salah kaprah disebut sebagai pikun/hilang ingatan karena banyak orang menganggap hal ini sebagai bagian normal dari proses penuaan. Banyak demensia yang progresif, yang berarti gejala mulai tampak perlahan-lahan dan secara bertahap menjadi lebih buruk.
Jika Anda atau orang yang dicintai sedang mengalami kesulitan dalam ingatan/memori atau perubahan lain dalam kemampuan berpikir, jangan abaikan mereka. Periksa ke dokter segera untuk menentukan penyebabnya.
Evaluasi profesional dapat mendeteksi kondisi yang dapat diobati. Jika gejala mengarah ke demensia, diagnosis dini memungkinkan seseorang untuk mendapatkan manfaat maksimal dari perawatan yang tersedia.
Penyebab Demensia
Demensia disebabkan oleh kerusakan sel-sel otak. Kerusakan ini mengganggu kemampuan sel-sel otak untuk berkomunikasi satu sama lain. Ketika sel-sel otak tidak dapat berkomunikasi secara normal, maka fungsi otak seperti berpikir, berperilaku dan mengatur perasaan dapat terpengaruh.
Otak memiliki banyak daerah yang berbeda, masing-masing bertanggung jawab untuk fungsi yang berbeda (misalnya, memori, pertimbangan dan gerakan). Ketika sel-sel di daerah tertentu rusak, daerah tersebut tidak dapat melaksanakan fungsinya secara normal.
Salah satu jenis demensia yang terkait dengan kerusakan sel otak adalah Alzheimer. Ketika protein tertentu dalam sel-sel otak mengalami peningkatan, hal itu membuat sel-sel otak sulit untuk tetap sehat dan berkomunikasi satu sama lain.
Wilayah otak yang disebut hippocampus adalah pusat pembelajaran dan memori di otak, dan sel-sel otak di daerah inilah yang pertama kali mengalami kerusakan. Itu sebabnya kehilangan memori menjadi salah satu gejala awal Alzheimer.
Sementara itu, masalah memori yang disebabkan oleh kondisi berikut dapat membaik ketika kondisi ini diobati atau ditangani:
- Depresi
- Efek samping obat
- Kelebihan penggunaan alkohol
- Masalah tiroid
- Kekurangan vitamin
Diagnosis Demensia
Dokter mendiagnosa Alzheimer dan jenis demensia berdasarkan riwayat medis, pemeriksaan fisik, tes laboratorium, dan perubahan karakteristik dalam berpikir, aktivitas dasar sehari-hari serta perilaku yang terkait dengan jenis-jenis demensia.
Dokter dapat menentukan bahwa seseorang memiliki demensia, tapi sulit untuk menentukan dengan tepat jenis demensia karena gejala dan perubahan otak dari demensia yang berbeda-beda. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin mendiagnosa demensia dan tidak menentukan tipe. Untuk mendapatkan diagnosis dengan tepat Anda bisa berkunjung ke ahli saraf.
Pengobatan Demensia
Pengobatan demensia tergantung pada penyebabnya. Dalam kasus yang progresif, termasuk penyakit Alzheimer, tidak ada obat dan tidak ada pengobatan yang memperlambat atau menghentikan perkembangannya.
Tetapi ada perawatan obat sementara yang dapat memperbaiki gejala. Obat yang sama digunakan untuk mengobati Alzheimer adalah salah satu obat yang kadang-kadang diresepkan untuk membantu jenis lain demensia. Selain itu, terapi non obat juga dapat meringankan beberapa gejala demensia.
Beberapa faktor risiko demensia, seperti usia dan genetik tidak dapat diubah. Namun para peneliti terus mengeksplorasi dampak dari faktor risiko lain pada kesehatan otak dan pencegahan demensia. Beberapa hal yang paling aktif dari penelitian dalam pengurangan risiko dan pencegahan meliputi faktor kardiovaskular, kebugaran fisik, dan diet.
- Faktor risiko kardiovaskular: Perubahan pembuluh darah di otak terkait dengan demensia vaskular. Demensia vaskular sering hadir bersama dengan perubahan yang disebabkan oleh jenis lain dari demensia. Perubahan ini dapat berinteraksi untuk menyebabkan penurunan lebih cepat atau membuat gangguan lebih parah. Anda dapat membantu melindungi otak Anda dengan beberapa strategi yang sama untuk melindungi jantung, seperti: tidak merokok, menjaga tekanan darah, kolesterol dan gula darah dalam batas yang direkomendasikan dan mempertahankan berat badan yang sehat.
- Latihan fisik: Latihan fisik secara teratur dapat membantu menurunkan risiko beberapa jenis demensia. Bukti menunjukkan olahraga dapat bermanfaat langsung bagi sel-sel otak dengan meningkatkan aliran darah dan oksigen ke otak.
- Diet: Apa yang Anda makan dapat berdampak pada kesehatan otak melalui kesehatan jantung. Bukti Penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang sehat untuk jantung, seperti diet Mediterania, juga dapat membantu melindungi otak. Diet Mediterania termasuk relatif sedikit mengonsumsi daging merah dan memperbanyak biji-bijian, buah-buahan, sayuran, ikan, kerang, kacang-kacangan, minyak zaitun serta lemak sehat lainnya.