Amnesia Disosiatif – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Amnesia disosiatif adalah salah satu dari sekelompok kondisi yang disebut gangguan disosiatif. Gangguan disosiatif adalah penyakit mental yang melibatkan gangguan atau kerusakan memori, kesadaran, identitas, atau persepsi. Ketika salah satu atau lebih dari fungsi-fungsi ini terganggu, gejala dapat muncul. Gejala-gejala ini dapat mengganggu fungsi umum seseorang, termasuk kegiatan sosial dan pekerjaan, dan hubungan dengan orang lain serta keluarga.
Amnesia disosiatif terjadi ketika seseorang memblok suatu informasi tertentu, biasanya berhubungan dengan peristiwa stres atau trauma, namun hal ini menyebabkan dirinya tidak dapat mengingat informasi pribadi yang penting. Dengan gangguan ini, tingkat kehilangan memori melampaui lupa normal dan meliputi kesenjangan memori jangka panjang atau kenangan yang melibatkan peristiwa traumatik.
Amnesia disosiatif tidak sama dengan amnesia simpleks, yang melibatkan hilangnya informasi dari memori, biasanya sebagai akibat dari penyakit atau cedera otak. Pada amnesia disosiatif, kenangan masih ada tetapi terkubur dalam pikiran seseorang dan tidak dapat diingat lagi. Namun, kenangan itu akan muncul kembali pada mereka sendiri atau setelah dipicu oleh sesuatu di lingkungan orang tersebut.

Penyebab Amnesia Disosiatif

Amnesia disosiatif telah dikaitkan dengan stres yang luar biasa, yang mungkin hasil akibat suatu peristiwa traumatik seperti perang, kekerasan, kecelakaan, atau bencana, dan pasien merupakan orang yang telah mengalaminya atau menyaksikannya sendiri. Mungkin juga ada hubungan genetik terhadap gangguan disosiatif, termasuk amnesia disosiatif, karena orang-orang dengan gangguan ini kadang-kadang memiliki kerabat dekat yang telah memiliki kondisi yang sama.
Amnesia disosiatif lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Frekuensi amnesia disosiatif cenderung meningkat selama periode stres atau trauma, seperti selama masa perang atau setelah bencana alam.

Gejala Amnesia Disosiatif

Gejala utama dari amnesia disosiatif adalah ketidakmampuan mengingat pengalaman masa lalu atau informasi pribadi. Beberapa orang dengan gangguan ini mungkin juga muncul bingung dan menderita depresi atau kecemasan.
Jika gejala amnesia disosiatif hadir, dokter akan mulai mengevaluasi dengan melakukan penelusuran riwayat medis yang lengkap dan pemeriksaan fisik. Meskipun tidak ada tes laboratorium secara khusus untuk mendiagnosis gangguan disosiatif, dokter mungkin menggunakan berbagai tes diagnostik, seperti sebagai neuroimaging, electroencephalograms (EEG), atau tes darah, untuk menyingkirkan berbagai penyakit neurologis atau penyakit lainnya atau efek samping obat sebagai penyebab gejala. Kondisi tertentu, termasuk penyakit otak, cedera kepala, narkoba dan keracunan alkohol, dan kurang tidur, dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan gangguan disosiatif, termasuk amnesia.
Jika tidak ada penyakit fisik yang ditemukan, pasien mungkin akan dirujuk ke psikiater atau psikolog, profesional perawatan kesehatan yang secara khusus dilatih untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit mental. Psikiater dan psikolog menggunakan wawancara dan alat penilaian khusus yang dirancang untuk mengevaluasi seseorang untuk gangguan disosiatif.

Pengobatan Amnesia Disosiatif

Tujuan pertama pengobatan untuk amnesia disosiatif adalah untuk meringankan gejala dan mengontrol perilaku masalah. Pengobatan kemudian bertujuan untuk membantu orang dengan aman mengekspresikan dan memproses kenangan yang menyakitkan, mengembangkan keterampilan hidup baru, mengembalikan fungsi, dan kemampuan berhubungan dengan orang lain. Pendekatan pengobatan terbaik tergantung pada individu dan keparahan gejalanya. Perawatan dapat meliputi:
  • Psikoterapi: Jenis terapi untuk gangguan mental dan emosional menggunakan teknik psikologis yang dirancang untuk mendorong komunikasi konflik dan meningkatkan wawasan masalah.
  • Terapi kognitif: Jenis terapi berfokus pada perubahan pola pemikiran, perasaan, dan perilaku disfungsional.
  • Obat: Tidak ada obat untuk mengobati gangguan disosiatif sendiri. Namun, orang dengan gangguan disosiatif yang juga menderita depresi atau kecemasan mungkin dapat terbantu dari pengobatan dengan obat-obatan seperti antidepresan atau obat anticemas.
  • Terapi keluarga: Jenis terapi ini membantu untuk mengajarkan keluarga tentang gangguan dan penyebabnya, serta untuk membantu anggota keluarga yang sakit mengenali gejala kambuh.
  • Terapi kreatif (terapi seni atau terapi musik): Terapi ini memungkinkan pasien untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan perasaannya melalui cara yang aman dan kreatif.
  • Hipnosis: Ini adalah metode pengobatan yang menggunakan relaksasi intens, konsentrasi, dan fokus perhatian untuk mencapai keadaan kesadaran yang berubah (kesadaran), yang memungkinkan orang untuk mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan kenangan mereka mungkin telah tersembunyi dari pikiran sadar mereka. Penggunaan hipnosis untuk mengobati gangguan disosiatif adalah kontroversial karena risiko menciptakan kenangan palsu.
Kemungkinan untuk orang dengan amnesia disosiatif tergantung pada beberapa faktor, termasuk situasi seseorang hidup, ketersediaan sistem pendukung, dan respons individu untuk pengobatan. Bagi kebanyakan orang dengan amnesia disosiatif, memori kembali seiring dengan berjalannya waktu, membuat kemungkinan secara keseluruhan sangat baik. Dalam beberapa kasus, terdapat individu yang tidak pernah bisa mengambil kenangan yang sudah sengaja dikubur.

Pencegahan Amnesia Disosiatif

Meskipun tidak mungkin untuk mencegah amnesia disosiatif, mungkin akan membantu untuk memulai perawatan pada orang segera setelah mereka menunjukkan gejala. Intervensi segera setelah peristiwa traumatis atau pengalaman emosional menyedihkan dapat membantu untuk mengurangi kemungkinan gangguan disosiatif.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel